Sunday, March 29, 2009

Alkisah Karyawan Outsource

Melalui UU Tenaga Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003, pemerintah membuka kesempatan bagi Perusahaan untuk mengoutsourcekan kepada pihak ke-3, pekerjaan yang tidak terkait dengan Core Business-nya. Bagai gayung bersambut dengan alasan efisiensi biaya dan meminimalisasi resiko operasional banyak perusahaan segera memanfaatkan peluang tersebut. Kemudian sebagai implikasi logisnyatumbuhlah banyak perusahaan outsourcing, bak jamur di musim hujan.

Dalam perkebangannya employee (karyawan) dengan status outsource terkesan sebagai karyawan kasta terendah setelah karyawan permanent dan direct-contract perusahaan principal (perusahaan tepat outsource employee ditempatkan). Ini adalah keyataan yang harus diterima untuk saat sekarang ini.

Persepsi yang berkembang di masyarakat outsource employee selalu berada dalam keadaan tidak aman, karena dengan atau tanpa alasan perusahaan principal berhak mengembalikan employee ke perusahaan outsource dan kalau perusahaan outsource tidak memiliki perusahaan lain untuk mentransfer maka karyawan tersebut bisa jadi akan diterminate. Hal ini bisa terjadi karena perjanjian kerja yang mengikat mereka dengan perusahaan outsource biasanya memungkinkan tindakan terminasi dengan alasan seperti ini, sehinga posisi outsource employee sangat rawan.

Karena kebanyakan sifat perusahaan outsource yang ada sekarang ini adalah labour supply bukan outsource service, maka aspek pengembangan competencies dan pengembangan karir bukan perhatian utama. Fokus mereka masih pada penyediaan sebanyak mungkin candidates yang memenuhi minimum requirement jabatan yang diminta perusahaan principal.

Mungkin rekan-rekan yang sekarang ini masih berstatus outsource employee bisa menambahakan lagi cerita mengenai kelemahan/kekurangan lain sebagai outsource employee.

Sekali lagi ini adalah kenyataan yang harus disadari.

Sebagai fresh graduated jika ditengah kian sempitnya lapangan kerja yang tersedia, apakah akan ditolak jika kesempatan yang ada di depan mata adalah employee dengan status outsource?

Sebagai outsource employee apakah harus pasrah dalam kondisi ini karena sudah tidak ada harapan lagi? Pemikiran dan sikap positif harus kita kembangkan.

Sebagai fresh graduated jika memang kita dihadapkan pada kesempata kerja dengan status outsource selain karena pertimbangkan kesempatan kerja yang terbatas dan mengingat belum adanya pengalaman kerja sangat disarankan untuk mengambil kesempatan tersebut. Jangan pernah berfikir “dari pada nganggur” karena ini adalah titik awal karir Anda.

Kalau Anda masih ada pilihan diantara perusahaan outsource yang ada, maka pilihlah perusahaan outsource yang memiliki program pengembangan karyawanya dan memiliki jenjang karir. Tidak banyak memang perusahaan outsource yang seperti ini sehingga disarankan kepada Anda untuk memperluas wawasan sehingga mendapatkan informasi mengenai perusahaan outsource manakah yang memiliki program ini.

Jika Anda tidak ada pilihan atau tidak ada perusahaan outsource yang memenui kriteria tadi tetaplah ambil kesempatan tersebut. Yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah pelajari dengan baik kontrak kerja yang disodorkan ke Anda. Pahamilah dengan baik apa yang menjadi hak dan kwajiban Anda sebelum menandatanganinya.

Ketika Anda sudah ditempatkan di perusahaan principal, sikap kerja harus profesional dan disiplin. Jangan menyalahkan masa lalu, sistem, nasib dan over critisisme terhadap perusahaan outsource maupun perusahaan principal. Berfikir dan bersikaplah positif, selalu mengacu pada aturan dan kesepakatan kerja yang sudah dibuat.

Ketika Anda bekerja manfaatkan semua kesempatan dan proaktif terlibat dalam setiap event yang diadakan di perusahaan outsource maupun di perusahaan dimana Anda ditempatkan, baik sebagai panitia maupun peserta. Kegiatan seperti: training, kegiatan ekstra kulikuler (employee gathering), adalah ajang aktualisasi diri Anda selain bekerja.

Jangan lupa untuk mencari kesempatan untuk belajar, mengeksplorasi kemampuan ataupun menambah pengetahuan dibidang di luar bidang kerja yan menjadi tugas Anda. Sebagai contohnya, jika misalkan Anda adalah seorang call center sebuah perusahaan dan memiliki minat bidang IT maka ketika ada karyawan IT support sedang sibuk menginstal atau melakukan trouble shooting cobalah untuk bertanya tentang apa yang dikerjakan dan bila memungkinkan terlibatlah untuk membantu dengan terlebih dulu menawarkan diri tentunya.

Dengan demikian jika memang Anda mampu maka bisa jadi bila ada masalah mengenai program yang ada, Anda bisa membantu mengatasinya sesuai dengan kewenangan yang diperbolehkan, minimal Anda menambah pengetahuan. Jadi pada intinya Anda harus membuka diri dan jangan terlalu perhitungan dulu kalau masih belajar. Benar apa yang dikatakan orang-orang bahwa sekarang ini tidak yang gratis, semua ada ”ongkosnya”. Bahkan dari jaman majapahit sudah dibilang bahwa ”Jer basuki mowo bea.”

Dengan sikap kerja yang demikian diharapkan Anda mampu mengaktualisasikan potensi dan competencies yang dimiliki yang pada akhirnya peningktan karir dapat di raih. Peningkatan level dan kesempatan berkarir secara permanent di perusahaan principal bukan hanya isapan jempol belaka.

Beberapa perusahaan principal menyediakan jenjang karir terhadap outsource employee, selain juga beberapa perusahaan outsource yang telah mapan juga memiliki career path yang baik bagi employee mereka. Bahkan di beberapa perusahaan sudah menjadikan outsource employee sebagai sumber talent potential dalam proses recruitment-nya, selain mendapatkanya melalui kampus dan lowongan kerja di media masa/internet.

Bahkan di beberapa perusahaan untuk jabatan tertentu dengan staus permanent dialokasikan untuk internal employee berstatus outsource, walaupun hal ini biasanya tidak dipublikasikan secara terbuka.

Dari berbagai sesi wawancara recruitment yang pernah saya lakukan untuk level managerial, beberapa kali ditemui candidates yang memiliki back ground pengalama sebagai karyawan outsource pada awal karirnya.

Tetap semangat dan gantungkan mimpimu setinggi langit, wahai temen-temen outsource!

No comments:

Post a Comment