Monday, April 6, 2009

Kiat Sukses Menghadapi Psikotes


Banyak pemahaman yang salah yang berkembang di masyarakat mengenai tes psikologi (psikotes). Pemahaman tersebut banyak diyakini kebenaranya oleh masyarakat umum. Hal ini terjadi karena memang dalam kode etiknya tidak diperbolehkan memebrikan informasi kemasyarakat umum tentang alat tes, cara pengerjaan dan interpretasi hasilnya. Sementara di sisi lain tidak sedikit candidates yang tidak diterima kerja ataupun gagal untuk dipomosikan ke jabatan denga level yang lebih tinggi karena hasil psikotesnya gagal.

Perlu dipahami juga tentang maksud dari rekomendaasi dalam psikotes. Banyak para praktisi HRD sendiri yang memiliki pemahaman yang kurang tepat terhadap hasil psikotes. Pada dasarnya hasil psikotes adalah masukan bagi HRD ataupun User untuk mengambil keputusan menerima/menolak candidates untuk menempati sebuah posisi. Jadi bukan satu-satunya aspek yang paling menentukan, masih ada aspek lain yang akan menjadi bahan pertimbangan, yaitu diantaranya adalah aspek:
  1. Technical competencies.
  2. Karakteristik calon atasan, kecocokan chemistry.
  3. Kebutuhan organisasi yang berkait dengan aspek batas waktu (due date)
Dalam praktek di dunia kerja aspek nomer 3 menjadi aspek yang menentukan jika secara organisasi management pengelolaan SDM nya belum terencana dengan baik. Hal ini jamak terjadi dalam praktek di kebanyakan perusahaan di Indonesia.

Dari dulu hingga sekarang banyak orang (candidates) yang masih penasaran, sehingga menggunakan berbagai macam kiat dan usaha agar sukses dalam mengerjakan persoalan yang diberikan dalam psikotes. Banyak pemahan dan sikap yang salah berkembang pada masyarakat umum.

Cara pandang dan sikap yang tidak tepat dari candidates (peserta psikotes) dalam rangka proses promosi ataupun seleksi /recruitment, dianatarnya adalah:

  1. Mengikuti pemahaman ‘salah’ yang beredar di masyarakat tentang psikotes. Pemahaman tersebut dianataranya adalah : ketika menggambar pohon harus berada ditengah-tengah, ketika tes kraeplin harus diupayakan bahwa titik puncaknya semakin lama semakin tinggi. Kalau menggambar orang jari-jarinya harus kelihatan. Justru bila kita mengikuti pemahaman yang sepeti ini akan menyesatkan karena tidak jelas siapa yang memberikan informasi tersebut, tidak jelas referensi yang dijadikan acuan. Sehingga tidak sepatutnya kita mengikuti pemahaman yang tidak bisa dipertanggung jawabkan itu
  2. Mengikuti kursus psikotes. Kalaulah memang benar kursus ini ada dan yang menjadi pengajarnya bukanlah psikolog, sudah pasti kita akan buang-buang biaya dan waktu. Karena untuk memahami dan memiliki keahlian yang baik mengenai alat-alat tes yang digunakan dalam psikotes, seorang psikolog perlu kuliah sarjana selama minimal 4 tahun dan kuliah program profesi selama minimal 2 tahun, serta ditambah pengalaman praktis yang intensif. Apakah masuk akal jika seorang yang tidak memiliki latar belakang psikologi mampu memberikan trik dan cara mudah menaklukan soal psikotes? Tetapi kalaulah si pengajar kursus tersebut seorang psikolog pastilah dia ‘sakit jiwa’. Karena dia telah melanggar janji dan sumpah nya ketika lulus kuliah untuk tidak menyalah gunakan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Hanya orang yang mentalnya sakitlah yang berani melanggar sumpah profesionalitasnya. Mengapa kita mempercayai omongan orang yang sakit jiwa, pastilah akam mengacaukan dan belum tentu semuanya benar adanya.
  3. Belajar dari buku-buku yang banyak dijual di toko buku. Sangat disayangkan sekali banyak dijual buku petunjuk cara sukses mengerjakansoal psikotes, karena hal ini akan mengacaukan para candidates. Karena apa yang mereka sajikan belum tentu benar dan sekali lagi mereka bukanlah psikolog yang memang memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang penggunaan alat-alat tes. Sehingga jika candidates mengikutinya akan membuat hasilnya tidak jelas karena mendapatkan pemahaman yang salah. Sedangkan jikalau ternyata yang menyusun buku petunjuk tersebut adalah orang yang memiliki latar belakang ilmu psikologi pastilah Ia telah mengalami gangguan jiwa, sekali lagi dikarenakan melanggar kode etik. Percayalah petunjukanya juga belum tentu benar karena kalau Dia competent pastilah tidak cari duit dengan cara seperti itu, karena pasti Dia “tidak laku”. Masa kita mengikuti panduan yang dibuat oleh orang yang tidak competent?
Sehingga agar sukses dalam mengahadapi psikotes disarankan tips berikut

  1. Datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Kelihatannya mungkin sepele, namun mengingat uraian pada poin pertama yang mana pelaksanaan tesnya memakan waktu yang lama dan tanpa ada yang jeda, jelaslah tidak tepat waktu akan mempengaruhi kesiapan dalam mengerjakan soal. Kalau candidates terlambat pasti tidak mendapatkan penjelasan yang lengkap mengenai cara pengerjaan dan informasi penting lain yang merupakan aturan main dalam pelaksanaan psikotes ini. Kalau tidak jelas dan kita bertanya tidak akan mendapatkan kesempatan yang cukup leluasa.
  2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang mudah. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan psikotes ada batas waktu untuk tiap-tiap sub tesnya. Sedangkan waktunya ada yang diinformasikan dan ada yang tidak. Terlalu berkutat pada soal yang sulit jelas akan memakan waktu yang lama sehingga dari jumlah soal yang harus Anda kerjakan pasti tidak akan selesai. Sehingga lewati saja soal yang pengerjaanya memerlukan waktu lebih dan masih tersisawaktunya Anda dapat kembali lagi mengerjakanya. Sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan lebih efektif.
  3. Bertanyalah bila ada yang tidak jelas. Boleh jadi Anda sudah familiar dengan soal yang disajikan namun tetap perhatikanlah jika Tester menjelaskan. Untuk memastikan bahwa pemahaman Anda sudah benar.
  4. Ikuti dan patuhi petunjuk yang diberikan oleh Tester. Jika Anda tidak patuh dan sering curi-curi kesempatan untuk mengerjakan soal seharusnya belum waktunya/mengulang mengerjakan soal yang telah lewat maka akan mengacaukan konsentrasi. Sementara soal-soal yang dirancang dalam psikotes membutuhkan konsentarsi yang baik. Sehingga dikawatirkan akan membuat hasilnya tidak maksimal.
  5. Maksimalkan seluruh daya upaya dan energy yang Anda miliki. Berkonsentrasi penuh dan optimalkan upaya dan energy yang Anda miliki untuk menyelesaikan dengan sungguh-sungguh setiap persoalan yang disajikan. Seolah-olah Anda tidak memiliki kesempatan lagi di esok hari.
Dengan demikian semoga Anda dapat secara optimal berupaya dan mendapatkan hasil yang maksimal dan pada akhirnya Anda akan mendapatkan posisi atau jabatan yang sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimiliki.

“Pada dasarnya psikotes tidak perlu ada persiapan sebelumnya, setiap orang akan mampu mengerjakan dengan baik asalkan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh tester”.

No comments:

Post a Comment